Cover Belakang

Dari sejak lahir hingga memulai usaha membuat mebel, tidak ada tanda-tanda bahwa Jokowi akan menjadi pre-siden. Bintangnya bersinar setelah dapat mengekspor mebel. Berhasil menduduki kursi walikota hingga kursi presiden, tidak lepas dari peranan Megawati Soekarno-putri yang menjabat Ketua Umum PDI Perjuangan sejak sebelum Jokowi menjadi Ketua Asmindo Solo. Dalam pemilihan gubernur dan pemilihan presiden, Jokowi ber-sama PDI Perjuangan harus menembus barikade SARA yang dipasang oleh pihak lawan dan berhasil dilewati berkat dukungan para relawan termasuk Grup Musik Slank. Disertai kegigihan mempertahankan politik non-transaksional, akhirnya terbuka lembaran baru Sejarah Indonesia, presiden terpilih dapat menjalankan kekuasa-an sesuai amanat UUD yang menganut sistem presiden-siil. Jalan penuh liku menuju kekuasaan yang juga meng-ungkap masalah suku dan adanya Tuhan yang berbeda. Ditulis agar dapat dibaca oleh banyak orang yang meng-inginkan bangsanya menjadi bangsa yang hebat. (Cover Belakang)

Jumat, 29 Mei 2015

Ada Tuhan yang berbeda



Dalam diskusi Indonesia Lawyers Club pada tanggal 14 Oktober 2014 yang membahas masalah tersebut, Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nusron Wahid mengatakan, “...di atas hukum agama dan hukum adat ada konstitusi, ketika kita ini bernegara maka acuannya adalah kostitusi. Kita ini orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang ada di Indonesia.... “
Apa yang dikatakan oleh Nusron Wahid ditanggapi oleh FPI dengan mengatakan, “FPI tetap menjunjung tinggi hukum Allah di atas hukum mana pun, adapun beliau mengatakan hukum konstitusional lebih tinggi dari hukum Agama, atau hukum Allah atau Alquran, jadi saya beritahukan kepada seluruh anggota GP Ansor di seluruh Indonesia, mulai besok lebih baik baca ayat-ayat konstitusional dari pada baca ayat-ayat suci Alquran, kalau ada yang meninggal engga usah dibaca Yasin tetapi bacakan ayat konstitusional, itu keputusan dari Ketua GP Ansor..”19)
Tentu saja apa yang dikatakan oleh FPI sangat benar. Jika Alquran memang benar berisi hukum Allah, sangat jelas bahwa konsekuensinya hukum itu harus ditempatkan lebih tinggi dari hukum apa pun yang dibuat oleh manusia. Sangat keliru menempatkan hukum buatan manusia di atas hukum Tuhan. Tetapi apakah benar ada Tuhan yang membuat hukum atau menurunkan hukum? Ini masalah lain yang perlu dipertanyakan dan dicari buktinya.
Dari sejak kemerdekaan hingga sekarang, adanya Tuhan yang berbeda belum pernah dicari penyelesaiannya. Seharusnya menyatukan bangsa akibat ada Tuhan yang berbeda jauh lebih mudah diselesaikan, karena pemikiran manusia dapat diubah, berbeda dengan perbedaan warna kulit atau asal usul atau etnis yang tak mungkin diubah. (Buku Jokowi dan Ben Hur halaman 118-119)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar